Makalah Bimbingan Konseling

Posted on admin
  1. Makalah Bimbingan Konseling Pribadi
  2. Makalah Bimbingan Konseling Kelompok

• Apa saja hambatan – hambatan yang muncul pada pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar? • Bagaimana dampak dan respon terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar? • Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Analisis Teori dan Praktis Tentang Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar” adalah sebagai berikut: • Untuk mengetahui perbandingn teori dan praktis pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar. • Untuk mengetahui hambatan – hambatan yang muncul pada pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. • Untuk mengetahui dampak dan respon terhadap pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. • Manfaat Penelitian Menganalisis teori dan praktis tentang program bimbingan dan konseling di sekolah dasar memberikan manfaat sebagai berikut: • Meningkatkan kreativitas guru dalam membuat program bimbingan dan konseling di sekolah dasar. • Meningkatkan keterampilan guru untuk mengimplementasikan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

Relevan dengan asas perbedaan individu diatas, tiap-tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai dengan ciri-ciri atau karakteristik pribadinya masing-masing. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat menghantarkan siswa berkembang menjadi dirinya sendiri. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dan madrasah tidak boleh mengarahkan perkembangan siswa ke arah yang pembimbing atau konselor inginkan. Dalam kaitan dengan peran siswa di tengah masyarakat kelak, pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan agar siswa menjadi “baik“ menurut ukuran masyarakat tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri. Tidak ada individu (siswa) yang tidak memiliki masalah. Mungkin tidak ada pula individu tidak ingin masalahnya terselesaikan. Apalagi individu (siswa) yang sedang dalam proses perkembangan, pasti memiliki masalah.

Lebih dari itu, bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam berorientasi, pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat lebih mendalam menjadi pelayanan konseling individu/kelompok, bukan hanya pelayanan orientasi. Dan, semenjak itulah pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari seorang siswa. Pelayanan Bimbingan dan Konseling seperti yang telah diuraikan di atas tidak akan pernah lekang ditelan zaman, tidak akan pernah bisa digantikan walau kurikulum berubah. Namun yang berubah adalah materi, pola pelayanan serta teknik yang dipergunakan disesuaikan dengan perkembangan zaman dan perubahan kurikulum yang berlaku di sekolah.

Di dalam membuat program tersebut, kerjasama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerjasama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah atau madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu pelayanan dasar bimbingan, pelayanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.

Bahkan saat ini hubungan tiga pilar pendidikan (Pembelajaran, Bimbingan dan Konseling, dan Manajemen / Supervisi ) menjadi sangat urgen untuk dikelola secara kordinatif, kooperatif, dan sinergis, agar mendorong pencapaian kompetensi peserta didik secara optimal. Adapun pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Pertama dan sederjat didasarkan pada tingkat perkembangan peserta didik yang berada pada taraf remaja awal yang merupakan tahap kritis yang sangat memerlukan perhatian khusus para pendidik, maka kegiatan pelayanan bimbingan konseling didasarkan pada kondisi dan kebutuhan peserta didik. Dalam hal ini perencanaan pelayanan konseling di sekolah diawali dengan melakukan need assesment, hal ini merupakan salah satu prinsip program layanan BK yang harus dipenuhi. Untuk mewujudkan terealisasinya program pelayanan konseling yang tepat guna, maka perencanaan hendaknya disusun dengan memberdayakan personil sekolah yang ada dan berfungsi aktif dalam pelayanan konseling di sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator BK, guru pembimbing, wali kelas, guru mata pelajaran, dan pihak lain sesuai dengan kebutuhan). Selanjutnya, terealisasinya program pelayanan konseling dengan baik tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sebagai penggerak keterlaksanaan kegiatan bimbingan konseling di sekolah. Dari dua pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa bimbingan dalam merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understandng), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).

Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar jam pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

Tindakan yang dilakukan terus menerus akan menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi karakter. Setiap perubahan selalu mengandung resiko. Umumnya manusia tidak mau berubah karena adanya rasa nyaman dengan apa yang dimilikinya saat ini. Hakikat Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu siswa dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier.

PENDAHULUAN BK sangat penting disekolah manapun dengan BK ini akan tercipta keserasian hubungan antara siswa dengan guru dan dalam meyelenggarakan layanan BK sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas BK dan terapkan sesuai dengan asas-asas BK. Dan dengan demikian asas-asas BK harus terpenuhi agar memperlancar BK disekolah. Apabila asas-asas itu diikuti dan terselenggara dengan baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan; sebaliknya, apabila asas-asas itu diabaikan atau dilanggar sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan BK, bahkan akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat di dalam pelayanan, serta profesi BK itu sendiri. PEMBAHASAN Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan prodesional sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, pelanggaran, dan penyikapan (yang meliputi unsure-unsur kognisi, afeksi dan perlakuan) konselor terhadap kasus pekerjaan professional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan lain-lainya. Dan dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling.

Meningkatkan harga diri klien. Menciptakan suasana yang aman c. Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas. Contoh perilaku attending yang baik: a.

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah pemaduan hasil-hasil kajian teoritik dan praktek yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan suatu pelayanan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sisial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa. Pada umumnya dalam bimbingan dan konseling terdapat berbagai rumusan yang terkait dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, diataranya adalah yang berkaitan dengan tujuan, sasaran pelayanan, masalah yang dihadapi oleh klien, program pelayanan, proses yang akan dibutuhkan dalam melakukan penanganan terhadap masalah, serta penyelenggaraan dalam pelayanannya Berdasarkan beberapa sumber yaitu menurut sumber ( Bernard & Fullmer, 1969 dan 1979; Crow & Crow, 1960; Miller &Fruehling, 1978) bahwa prinsip dalam bimbingan dan konseling itu antara lain terdiri dari. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, sekolah menjadi suatu lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas.

”Saya melihat ada perbedaan antara ucapan dengan kenyataan diri ”. Menjernihkan (Clarifying) Yaitu teknik untuk menjernihkan ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang jelas dan agak meragukan. Tujuannya adalah: (1) mengundang klien untuk menyatakan pesannya dengan jelas, ungkapan kata-kata yang tegas, dan dengan alasan-alasan yang logis, (2) agar klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan perasaannya. Contoh dialog: Klien: ” Perubahan yang terjadi di keluarga saya membuat saya bingung.

Makalah Bimbingan Konseling Pribadi

Oleh sebab itu, Rasulullah Saw merupakan konselor pertama dalam islam yang membimbing, mengarahkan, menuntun, dan menasehati umat agar beriman kepada agama Tauhid (islam). Melalui bimbingan, arahan, tuntunan dan nasehatnya, manusia memperoleh kebahagian hidup baik didunia dan akhirat. Kepribadiannya mantap dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi pemecahan masalah para sahabat ketika itu. Hal relevan dengan pernyataan “ di dalam diri Muhammad Saw, terdapat contoh teladan yang baik bagimu.”.

Yang berbeda adalaha kompleksilitas masalah yang dialami oleh tiap-tiap siswa; artinya ada siswa yang mengalami masalah kompleks da nada yang kurang kompleks. Pada dasarnya setiap individu (siswa) mempunyai dorongan-dorongan untuk memecahkan masalahnya, namun karena keterbatasannya adakalanya siswa tidak selalu berhasil. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah harus diarahkan dalam rangka membantu siswa menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hidupnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya dorongan-dorongan yang ada pada setiap siswa. Adakalanya pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan individu atau siswa yang bermasalah. Masalah biasanya suatu yang harus dirahasiakan.

Makalah Bimbingan Konseling Kelompok

Mungkin Anda tinggal merinci kepedulian itu. Mengenai pacaran apakah termasuk dalam kerangka kepedulian Anda juga?” 13. Fokus Yaitu teknik untuk membantu klien memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan. Pada umumnya dalam wawancara konseling, klien akan mengungkapkan sejumlah permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, konselor seyogyanya dapat membantu klien agar dia dapat menentukan apa yang fokus masalah.

Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu. Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan.

Wawasan dan pemahaman profesional yang mantap.

Pertanyaan Terbuka (Opened Question) Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question). Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan klien, jika dia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik gunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah, dapatkah. Contoh: ” Apakah Anda merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan?

Tujuannya adalah: (1) mendorong klien mengadakan penelitian diri secara jujur; (2) meningkatkan potensi klien; (3) membawa klien kepada kesadaran adanya diskrepansi; konflik, atau kontradiksi dalam dirinya. Penggunaan teknik ini hendaknya dilakukan secara hati-hati, yaitu dengan: (1) memberi komentar khusus terhadap klien yang tidak konsisten dengan cara dan waktu yang tepat; (2) tidak menilai apalagi menyalahkan; (3) dilakukan dengan perilaku attending dan empati. Contoh dialog: Klien: ” Saya baik-baik saja”.(suara rendah, wajah murung, posisi tubuh gelisah).” Konselor:” Anda mengatakan baik-baik saja, tapi kelihatannya ada yang tidak beres”.

Keikutan konselor tersebut membuat klien tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi hati yang terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman termasuk penderitaannya. Contoh ungkapan empati tingkat tinggi: Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan, dan saya ikut terluka dengan pengalaman Anda itu”. Wwe all-stars game wrestlers. Refleksi Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. Terdapat tiga jenis refleksi, yaitu: a. Refleksi perasaan, yaitu keterampilan atau teknik untuk dapat memantulkan perasaan klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien. Contoh: ” Tampaknya yang Anda katakan adalah.” b.

Hasil usaha yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling tidak akan tercpai dengan sendirinya, melainkan harus dicapai dengan kerja giat dari klien (siswa) sendiri. Guru pembimbing atau konselor harus dapat membangkitkan semangat klien sehingga ia mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam proses konseling. Konselor (pembimbing) sebagai manusia, di atas kelebihannya tetap memiliki keterbatasan kemampuan. Tidak semua masalah yang dihadapiklien berada dalam kemampuan konselor (pembimbing) untuk memecahkannya.

Saya tidak tahu mengapa demikian? ” Konselor: ” Tampaknya Anda masih ragu.” 6.

Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya. Misalnya: konselor memberi kesempatan kepada klien untuk memainkan peran “ekshibisionis” bagi klien pemalu yang berlebihan. Bertahan dengan Perasaan Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan atau ia sangat ingin menghindarinya. Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu. Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingkah laku dan perasaan yang ingin dihindarinya itu. Untuk membuka dan membuat jalan menuju perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru tidak cukup hanya mengkonfrontasi dan menghadapi perasaan-perasaan yang ingin dihindarinya tetapi membutuhkan keberanian dan pengalaman untuk bertahan dalam kesakitan perasaan yang ingin dihindarinya itu.

The videopad video editor code is available for free on the internet and can be found easily. The users can search out for the names of several latest versions of the software online and can also find patch codes too. What is the Videopad Software Used For? Nch software free code. With these codes, you can install the software and associated files conveniently without much trouble.

Refleksi pikiran, yaitu teknik untuk memantulkan ide, pikiran, dan pendapat klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.Contoh: ” Tampaknya yang Anda katakan” c. Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan pengalaman-pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien. Contoh: ” Tampaknya yang Anda katakan suatu” 4. Eksplorasi Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien.

Dan perlu pula diingat bahwa diri haruslah sejalan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apabila kemampuan mewujudkan diri ini benar-benar telah ada pada diri seseorang, maka akan mampu berdiri sendiri sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap.

Tangan: variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk menekankan ucapan. Mendengarkan: aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam (menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada lawan bicara. Contoh perilaku attending yang tidak baik: • Kepala: kaku • Muka: kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat saat klien sedang bicara, mata melotot. • Posisi tubuh: tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling.